Selasa, 26 Mei 2009

OverHang

di ketinggian ini
aku terus merayapi tebing
yang mulai menggantung
diantara keletihan dan semangat yang bersatu
dengan penuh harap dan sisa energi ku
aku terus meraih-raih..
menggapai-gapai celah-celah batu

jemari ku sudah mulai perih,
mengait pada sebuah rekahan
keringat dingin mengucur
kaki ku bergemetar lemas
bertahan pada sebuah gundukan rumput
yang menempel di dinding

perlahan-lahan
akar rumput itu mulai tercerabut
gundukan itu mulai turun
oleh beban pijakan kaki ku

upss..
gundukan itu tak bertahan lagi nopang beban badan ku
jatuh berderai, bersama batu yang rapuh..

kini
aku terayun-ayun menggantung
hanya dengan dua jari tangan kananku
kakiku tak berpijak lagi
sementara tangan kiriku
meraih-raih, menggapai-gapai penuh harap
kalau kalau masih ada lagi
tonjolan atau rekahan di dinding batu itu
untuk bertahan

inilah akhir perjalanan ini
antara sadar dan tidak
terbayang sekilas wajahmu

lidahku kelu mengucap :
” selamat tinggal sayang ”

Senin, 18 Mei 2009

aku bukan diam

aku terbungkam bukan diam

dengarlah..
aku tetap berkata dan bicara lugas dan lantang
tak ada yang bisa menghalangi

biarkan angin yang menyampaikan pesan dan janji
tentang kejujuran, cinta dan kasih sayang
kepada sang mawar dan anakannya
yang tumbuh tegar di beranda rumahku yang reyot

pecahkanlah ubun-ubunku yang sombong ini
sayat dan hujamkan lah belati di hatiku yang keras ini
agar engkau mengerti makna putih dan merah

aku hanya terbungkam bukan diam

dengarlah..

meski parau,
aku sedang menyanyikan lagu-lagu
bersama kicau burung di pagi hari
bersama mentari dan sang rembulan

menghalau sunyi yang kembali datang mencekam***

Minggu, 03 Mei 2009

aku bukan ranting yang patah

aku bukan ranting yang patah
oleh semilir angin sepoi-sepoi

aku adalah tebing karang
yang menantang ombak menerjang

antara kita.....
garis lingkaran itu,
telah bersinggungan dan beririsan
telah terbangun ruang
dan taman bunga yang berwarna-warni
untuk kita berdua

membagi duka, tawa, canda
meredakan dera dan perihnya luka

tak kuhiraukan lagi
atap bumi akan runtuh
ombak badai akan menerjang

aku akan tetap berjalan
sampai gerhana itu datang

menembus batas cakrawala

menerjang kabut dan awan
terbang menggapai langit
menyelam ke dasar lautan

menemukan mutiara hati mu***