Sabtu, 26 September 2009

Menanti

aku bertanya kepada Matahari

yang menuntun arah

di manakah angin yang biasa berhembus lembut

di senja hari

aku bertanya kepada Bulan

kemana sinar yang selalu menyapaku

di ruang ku yang gelap dan sepi

dan aku bertanya kepada Hujan

kapan lagi engkau ajak aku menari-nari

dengan basah deru butiran rindu itu

sebelum senja datang mengganti waktu

di sana...

aku masih belum beranjak,

masih ingin melihat bayang wajahmu

saat aku menyibakkan rambut

yang terurai lembut di wajah mu

agar dapat kumenatap mata mu

yang penuh keteduhan dan kemanjaan

merasakan getar lembut dan harum sanubari mu

di waktu yang aku enggan mengucap

selamat tinggal

aku harus yakin akan menemukan dirimu

karena ada sebayang impian yang tertinggal

ada janji yang akan terpenuhi nanti ***

Selasa, 16 Juni 2009

pelangi

aku ingin menjadi

sinar rembulan
yang tulus menjaga kerlap kerlip
bintang-bintang...

sinar mentari
yang setia menunggu gerimis hujan
demi mempersembahkan
warna-warni pelangi..
yang selalu dirindukan bumi

Selasa, 02 Juni 2009

kata

begitu banyak kata-kata yang telah tumpah
begitu banyak kata-kata yang terucap dengan seribu bahasa
begitu mudahnya makna itu berubah, menguap dan sirna

hanya ada satu kata,
yang tak mungkin tumpah
dan tak mampu mampu terkatakan
karena begitu kuatnya "makna"
ketika bersanding dengan nama mu

aku hanya takut kehilangan makna itu
maka tak akan ku katakan
biarlah tersimpan rapi di relung hati ku
yang paling dalam

jika engkau rindu pada diri ku
tatap lah mata ku,
dan jangan dengar lagi "kata"
yang terucap oleh mulut ku
mungkin itu bukan aku

dengar dan rasakan suara itu...
satu kata yang tak sempat terkatakan

Selasa, 26 Mei 2009

OverHang

di ketinggian ini
aku terus merayapi tebing
yang mulai menggantung
diantara keletihan dan semangat yang bersatu
dengan penuh harap dan sisa energi ku
aku terus meraih-raih..
menggapai-gapai celah-celah batu

jemari ku sudah mulai perih,
mengait pada sebuah rekahan
keringat dingin mengucur
kaki ku bergemetar lemas
bertahan pada sebuah gundukan rumput
yang menempel di dinding

perlahan-lahan
akar rumput itu mulai tercerabut
gundukan itu mulai turun
oleh beban pijakan kaki ku

upss..
gundukan itu tak bertahan lagi nopang beban badan ku
jatuh berderai, bersama batu yang rapuh..

kini
aku terayun-ayun menggantung
hanya dengan dua jari tangan kananku
kakiku tak berpijak lagi
sementara tangan kiriku
meraih-raih, menggapai-gapai penuh harap
kalau kalau masih ada lagi
tonjolan atau rekahan di dinding batu itu
untuk bertahan

inilah akhir perjalanan ini
antara sadar dan tidak
terbayang sekilas wajahmu

lidahku kelu mengucap :
” selamat tinggal sayang ”

Senin, 18 Mei 2009

aku bukan diam

aku terbungkam bukan diam

dengarlah..
aku tetap berkata dan bicara lugas dan lantang
tak ada yang bisa menghalangi

biarkan angin yang menyampaikan pesan dan janji
tentang kejujuran, cinta dan kasih sayang
kepada sang mawar dan anakannya
yang tumbuh tegar di beranda rumahku yang reyot

pecahkanlah ubun-ubunku yang sombong ini
sayat dan hujamkan lah belati di hatiku yang keras ini
agar engkau mengerti makna putih dan merah

aku hanya terbungkam bukan diam

dengarlah..

meski parau,
aku sedang menyanyikan lagu-lagu
bersama kicau burung di pagi hari
bersama mentari dan sang rembulan

menghalau sunyi yang kembali datang mencekam***

Minggu, 03 Mei 2009

aku bukan ranting yang patah

aku bukan ranting yang patah
oleh semilir angin sepoi-sepoi

aku adalah tebing karang
yang menantang ombak menerjang

antara kita.....
garis lingkaran itu,
telah bersinggungan dan beririsan
telah terbangun ruang
dan taman bunga yang berwarna-warni
untuk kita berdua

membagi duka, tawa, canda
meredakan dera dan perihnya luka

tak kuhiraukan lagi
atap bumi akan runtuh
ombak badai akan menerjang

aku akan tetap berjalan
sampai gerhana itu datang

menembus batas cakrawala

menerjang kabut dan awan
terbang menggapai langit
menyelam ke dasar lautan

menemukan mutiara hati mu***

Sabtu, 25 April 2009

bayangan di persimpangan

aku memang "tanpa" sejarah bersama mu,
apalagi kenangan yang indah di jalan itu
aku bahkan tidak "mengenal" mu ada

bayu begitu saja berlalu, menembus rimba belantara


hari demi hari..
merajut kisah-kisah ku
peran demi peran telah kulalui penuh arti


siang, malam, gelap, terang, sakit, senang
dan warna warni pentas kehidupan
mengalir saja,


entah kemana arah kaki ku melangkah
tak kuhiraukan lagi
tak pernah ada lagi tanda
goresan kulit kayu dan ranting yang patah
perapian yang menghangatkan badanku
ketika badai datang malam itu..



tak lagi terasa luka di pundak oleh beban ini
darah di telapak kaki ku yang koyak sudah membeku
hatiku membatu dan beku..


tiba-tiba seberkas cahaya menyelinap di antara illang di padang itu

setetes embun menetes membasahi bibirku yang pecah dan kering

ada bayangan mu, mendekat.., meniduri sekujur tubuhku

aku gelisah..dan meronta...

dan bayangan mu seketika hilang dari mataku

enggan lagi mendekati ku... ragu....dan tak kuasa lagi

menatihku ke persimpangan jalan itu